Loa Duri Ilir Kembangkan Desa Mandiri dengan Konsep Pangan Terintegrasi

No comments
Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri meninjau langsung unit usaha Desa Loa Duri Ilir. (Supri/Kaltimtoday.co)

Akupedia.id, Kutai Kartanegara – Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, kini menjadi sorotan berkat langkah inovatifnya dalam membangun ketahanan pangan berbasis desa. Jika banyak wilayah lain masih dalam tahap perencanaan, Loa Duri Ilir telah lebih dulu merealisasikan konsep kawasan ketahanan pangan terintegrasi yang dijalankan secara berkelanjutan.

Kepala Desa Loa Duri Ilir, H. Fakhri Arsyad, menegaskan bahwa program ini bukan hanya mengikuti instruksi pemerintah pusat, melainkan tumbuh dari kebutuhan riil masyarakat.

“Sebelum ada program nasional, kami sudah lebih dulu menjalankan ketahanan pangan. Salah satunya melalui budidaya ayam petelur omega-3 probiotik,” jelasnya, Kamis (2/10/2025).

Budidaya ayam petelur ini telah berjalan selama tiga tahun. Keunggulannya bukan sekadar menghasilkan telur berkualitas tinggi, tetapi juga mendorong terbentuknya ekosistem pangan mandiri di desa. Pemerintah desa bahkan mendirikan pabrik pakan sendiri. Jagung hasil panen masyarakat dibeli desa untuk dijadikan pakan ayam, sedangkan batang jagung diolah menjadi pakan kambing dan domba.

Dengan sistem terintegrasi tersebut, siklus produksi pangan berputar di dalam desa, tanpa ketergantungan dari luar. Tak heran, Loa Duri Ilir berhasil menembus tiga besar nasional dalam lomba inovasi ketahanan pangan.

“Ini bukti bahwa desa kami mampu bersaing dengan desa-desa lain di seluruh Indonesia,” ungkap Fakri dengan bangga.

Selain memperkuat ketahanan pangan, program ini juga membuka lapangan kerja baru. Generasi muda desa ikut terlibat dalam berbagai tahap, mulai dari budidaya ayam hingga produksi pakan.

“Harapannya, lewat usaha ini masyarakat bisa lebih mandiri, tidak bergantung pada sektor tambang,” katanya.

Meski demikian, Fakri mengakui ada tantangan yang tidak mudah dihadapi. Salah satunya adalah arus keluar tenaga kerja ke sektor pertambangan. Tawaran gaji besar membuat sebagian warga meninggalkan program pangan, meski sebelumnya sudah dilatih.

“Kadang setelah ikut pelatihan, mereka pindah ke tambang. Kalau ada pengurangan karyawan, baru mereka kembali lagi. Itu tantangan kami di SDM,” jelasnya.

Walau menghadapi hambatan tersebut, pemerintah desa tetap berkomitmen menjaga agar program pangan terintegrasi berjalan konsisten. Infrastruktur pendukung terus dibangun agar semakin banyak warga dapat berpartisipasi.

Fakri berharap Loa Duri Ilir dapat menjadi contoh bagi desa lain, baik di Kukar maupun di Kalimantan Timur secara umum.

“Kami ingin desa ini dikenal sebagai pusat ketahanan pangan, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi wilayah lain,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa ketahanan pangan bukan semata bisnis atau sumber pendapatan, tetapi fondasi kemandirian desa.

“Kalau pangan kuat, masyarakat tidak akan mudah goyah meskipun harga naik atau pasar bergejolak. Itulah tujuan utama yang kami perjuangkan,” pungkasnya. (Arf)

Also Read

Bagikan: