Tingginya Laporan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kukar di Awal 2024

No comments
Foto: Kepala Unit Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kukar Faridah.

KUTAI KARTANEGARA – Pada awal tahun 2024, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mencatat lonjakan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dalam periode Januari hingga April, Unit Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar menerima 30 laporan kasus.

Menurut Faridah, Kepala UPT P2TP2A Kukar, peningkatan laporan ini menunjukkan bahwa masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak, semakin berani untuk melaporkan kasus kekerasan yang mereka alami.

“Dengan meningkatnya angka kasus ini, membuktikan bahwa masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak, sudah mulai berani melaporkan kekerasan yang mereka alami,” ujar Faridah pada Jumat (26/4).

Mayoritas dari laporan yang diterima melibatkan kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Selain itu, terdapat laporan penganiayaan anak yang menyebabkan patah tulang, yang saat ini sedang ditangani bersama dengan pihak kepolisian.

“Dari 30 kasus ini, mayoritas kasus kekerasan seksual anak-anak di bawah umur. Saat ini kita juga lagi menangani laporan penganiayaan anak di bawah umur yang menyebabkan korban mengalami patah tulang dan sudah ditangani bersama-sama dengan pihak kepolisian,” tambahnya.

Faridah juga menjelaskan bahwa tingginya angka kasus kekerasan ini sering kali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang cara mengatasi masalah tanpa menggunakan kekerasan. Banyak kasus kekerasan dilakukan oleh orang terdekat, termasuk ayah tiri. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi kepada ayah tiri bahwa menikah dengan seorang wanita berarti juga melindungi anak-anaknya.

UPT P2TP2A Kukar terus melakukan edukasi dan kampanye kepada orang tua untuk menekan angka kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Mereka juga mengajak masyarakat untuk tidak takut melaporkan jika mengalami atau mengetahui adanya kekerasan.

“Kami juga terus menghimbau kepada masyarakat untuk tidak takut melapor ke UPT kami. Mari bersama-sama menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak,” tandasnya. (Adv)

Also Read

Bagikan: