Atlet Silat Muda Kutai Kartanegara Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual di Samarinda

No comments
Foto ilustrasi

Kutip.id, TENGGARONG – Dunia olahraga Kutai Kartanegara, yang biasanya dihiasi oleh cerita kemenangan dan prestasi, kini terguncang dengan terungkapnya dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang pelatih dan atlet muda.

Korban, seorang anak di bawah umur, seharusnya berada di tengah persiapan karier atletiknya saat pemusatan latihan di Samarinda. Namun, ia justru menghadapi trauma yang mendalam akibat tindakan tercela dari pelatihnya sendiri.

Farida, Kepala UPT P2TP2A Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kukar, mengungkapkan keprihatinannya terkait insiden ini. “Informasi yang beredar, ada seorang pelatih dari Kutai Kartanegara melakukan pelecehan terhadap atlet atau anak didiknya sendiri,” ungkapnya pada Selasa (3/9/2024). Hal ini menjadi sebuah pukulan bagi dunia olahraga di Kutai Kartanegara, terutama bagi para atlet muda yang seharusnya merasa aman dan terlindungi.

Pelecehan tersebut diduga terjadi saat pelaku menggunakan alasan yang tampaknya profesional untuk mendekati korban. Dengan dalih “sport massage” atau pijat olahraga, pelatih berhasil menyamarkan niat buruknya. “Pelaku ini memanfaatkan program tersebut, katanya dipijat supaya pas tampil itu maksimal,” jelas Farida, mengungkapkan modus yang digunakan pelaku untuk mengecoh para atlet.

Keberanian para korban yang saling berbagi pengalaman pahit akhirnya membuka tabir gelap yang menutupi kasus ini. Sayangnya, meski laporan telah disampaikan ke kepolisian, tindakan tegas masih belum terlihat. Farida mengungkapkan rasa frustasinya terhadap lambannya penanganan kasus ini. “Kasus pelecehan seksual ini telah lama terjadi dan sudah dilaporkan ke kepolisian, tetapi belum ada tindakan,” ujarnya dengan kecewa.

Namun, UPT P2TP2A Kukar tidak tinggal diam. Mereka terus memberikan dukungan dan pendampingan bagi para korban, sembari berupaya mendorong pihak berwenang untuk segera bertindak.

“Kami berharap kepolisian dapat menindaklanjuti kasus ini. Ketakutan kami nantinya ada korban selanjutnya. Kami sudah melaporkan, tapi belum ada tanggapan,” ucap Farida, penuh harap agar pelaku segera dihukum.

Dalam bayang-bayang trauma yang dialami oleh para atlet muda ini, harapan masih menggantung. UPT P2TP2A Kukar terus berkomitmen untuk memberikan perlindungan dan pendampingan kepada korban, memastikan bahwa setiap anak yang mengalami pelecehan mendapatkan keadilan yang layak.

Di tengah ketidakpastian dan lambannya proses hukum, suara-suara keberanian yang mulai berani mengungkapkan kebenaran menjadi titik terang dalam perjuangan melawan ketidakadilan. Perjuangan ini bukan hanya milik satu korban, melainkan milik semua anak yang berhak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan. (*)

Penulis : Dion

Also Read

Bagikan: