Kutip.id, TENGGARONG – Keputusan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) untuk menjadikan Kecamatan Loa Janan sebagai lokasi sosialisasi Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) disambut baik. Sosialisasi ini diyakini sebagai langkah strategis untuk memperkuat peran perempuan dan pemuda sebagai motor penggerak perubahan, demi mewujudkan pembangunan desa yang inklusif dan setara gender, menurut Camat Loa Janan, Herry Rusnadi.
Program ini memiliki dampak jangka panjang bagi masyarakat, khususnya di tingkat desa yang sering kali menjadi ujung tombak implementasi kebijakan.
“Penting bagi kita semua untuk memahami bahwa pengarusutamaan gender bukan sekadar kebijakan, tetapi adalah bagian dari upaya besar membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan,” ujarnya.
Sejalan dengan arahan Bupati, Herry mengungkapkan bahwa pentingnya responsivitas gender kini menjadi fokus, tidak hanya di tingkat kabupaten, tetapi juga hingga ke tingkat desa melalui alokasi dana APBDes.
Desa-desa di Loa Janan sudah mulai mengambil langkah nyata dengan menganggarkan program-program yang responsif gender, termasuk kegiatan yang mendukung keterlibatan perempuan dan pemuda dalam kegiatan ekonomi lokal.
“Banyak desa di Loa Janan sudah mengalokasikan anggaran untuk program-program ini. Artinya, ada komitmen nyata untuk memastikan perempuan dan pemuda mendapatkan ruang dan kesempatan yang setara dalam membangun desa,” tambah Herry.
Namun, Herry juga mengingatkan pentingnya pengawasan dan evaluasi agar program-program tersebut benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Dengan keterlibatan kelompok pemuda, masyarakat akan lebih paham bagaimana penganggaran yang responsif gender bisa berkontribusi terhadap pembangunan yang lebih inklusif.
“Kita butuh kerjasama semua pihak, terutama pemuda dan perempuan, untuk menjaga agar program ini berjalan efektif. Dengan pengawasan dan partisipasi mereka, kita bisa memastikan bahwa anggaran yang ada memberikan manfaat nyata,” ucapnya.
Melalui dukungan DP3A Kukar, sosialisasi ini diharapkan bisa menanamkan pemahaman lebih mendalam tentang pentingnya pengarusutamaan gender di tengah masyarakat, terutama di kalangan generasi muda yang akan menjadi penerus pembangunan di masa depan.
Program-program responsif gender ini tak hanya tentang keadilan, tetapi juga menciptakan kesempatan yang sama bagi perempuan, pemuda, dan anak-anak untuk berkembang dan berdaya.
Herry pun menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran program, dengan harapan kebijakan yang dihasilkan benar-benar mencerminkan suara mereka.
“Kita butuh masyarakat yang merasa memiliki dan peduli pada program-program ini. Dengan begitu, mereka akan lebih bertanggung jawab dan aktif berpartisipasi dalam menjaga keberlanjutan program di desa,” jelasnya.
Dengan semangat kebersamaan ini, Kecamatan Loa Janan optimis bisa menjadi teladan bagi kecamatan lain di Kukar. Herry berharap, semangat kebersamaan dan kesetaraan gender ini dapat menginspirasi wilayah lain untuk menjalankan program serupa yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Semoga apa yang kita mulai di sini bisa menjadi inspirasi bagi kecamatan lain untuk bersama-sama bergerak menuju kesetaraan gender. Ini adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama,” tutup Herry.
Penulis : Reihan Noor