kutip.id, TENGGARONG – Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, terus menorehkan kemajuan dalam program pencegahan stunting yang menjadi perhatian utama di wilayah tersebut. Dengan berbagai inovasi dan kerja sama, desa ini memperkuat langkah untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan bebas dari stunting.
Komitmen pemerintah desa terlihat nyata melalui program-program unggulan seperti Pemberian Makanan Tambahan Bergizi (PMTB). Setiap hari, anak-anak yang terdata menerima asupan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan optimal mereka. Kepala Desa Jembayan, Erwin, menyatakan bahwa program ini dirancang untuk memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi.
“Program PMTB ini kami jalankan dengan sungguh-sungguh. Kami memberikan makanan bergizi kepada anak-anak setiap hari, dengan harapan dapat mencegah adanya kekurangan gizi yang bisa berdampak pada stunting,” ujar Erwin, Senin (25/11/2024).
Selain PMTB, keberadaan Rumah Bahagia menjadi terobosan lain yang menjadi andalan Desa Jembayan. Rumah ini tidak hanya menyediakan gizi tambahan, tetapi juga menjadi pusat perhatian bagi anak-anak yang membutuhkan dukungan khusus.
“Rumah Bahagia adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak yang rentan mengalami stunting,” tambahnya.
Meski berbagai program telah berjalan dengan baik, tantangan masih tetap ada, terutama dalam meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pentingnya asupan gizi dan pola asuh yang baik. Erwin menegaskan bahwa edukasi bagi orang tua adalah kunci keberhasilan program ini.
“Pemahaman orang tua tentang stunting masih perlu ditingkatkan. Mereka perlu tahu betapa pentingnya pemberian makanan bergizi sejak dini untuk tumbuh kembang anak,” tegasnya.
Ke depan, Pemdes Jembayan juga merencanakan kebijakan inovatif dengan melibatkan lembaga pendidikan, di mana sertifikat dari Posyandu akan menjadi salah satu syarat pendaftaran anak ke TK atau PAUD. Kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan cakupan program kesehatan anak.
Tidak berhenti di situ, Desa Jembayan juga terus berinvestasi dalam pengembangan kompetensi kader Posyandu, guru PAUD, hingga Babinsa. Studi tiru menjadi salah satu pendekatan yang dilakukan, termasuk mengunjungi daerah lain untuk melihat praktik terbaik dalam pengelolaan pendidikan dan pencegahan stunting.
“Tahun lalu kami sudah mengajak Babinkantibmas untuk studi tiru kader Posyandu di Yogyakarta. Insya Allah tahun depan kami juga akan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk kader Posyandu, tenaga medis, dan guru PAUD, untuk belajar lebih banyak tentang penanganan stunting,” ungkap Erwin.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, Desa Jembayan optimis dapat mewujudkan masyarakat yang sehat dan bebas stunting, sekaligus menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kutai Kartanegara.
Penulis : Dion