Kutip.id, Kutai Kartanegara – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara berkunjung ke Kabupaten Paser untuk mempelajari pengetahuan soal pengelolaan Taman Kanak-Kanak (TK).
Tidak hanya itu, tujuan DP3A yang dilakukan selama 2 hari mulai tanggal 26 – 27 Juli 2024 ini, yaitu mempelajari proses pembuatan batik tradisional khas Paser, guna mengembangkan program-program serupa di Kutai Kartanegara.
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Kutai Kartanegara yang turut ikut serta dalam kunjungan tersebut berkesempatan untuk melihat langsung metode pengajaran dan pengelolaan TK yang dinilai sukses di Paser.
Para peserta terlibat dalam diskusi dengan pengelola TK setempat. Mereka membahas pendekatan pengajaran yang diterapkan selama ini. Salah satu fokus utama adalah pentingnya penggunaan fasilitas pendukung dalam kegiatan pembelajaran.
Fasilitas seperti alat bermain edukatif dan lingkungan belajar yang nyaman dianggap sebagai kunci keberhasilan TK tersebut dalam menciptakan suasana belajar yang optimal bagi anak-anak.
Selain itu, peserta juga mengamati berbagai inovasi pengelolaan yang telah memadukan pembelajaran konvensional dengan teknologi modern yang disesuaikan dengan usia anak-anak.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi baru bagi DWP Kabupaten Kutai Kartanegara untuk meningkatkan kualitas pengelolaan TK di daerah mereka.
“Harapannya studi tiru ini dapat memberikan wawasan baru dan ide-ide segar bagi DWP dalam mengembangkan program-programnya di masa mendatang,” ujar Chalimatussa’diah, Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan, Keluarga, Pengelolaan Data, dan Informasi DP3A Kutai Kartanegara.
Sementara di pusat kerajinan batik Paser, para peserta turut diperkenalkan dengan proses pembuatan batik khas Paser, yang dimulai dari pembuatan pola hingga menjadi produk akhir yang siap dipasarkan.
Para pengrajin batik Paser menjelaskan secara rinci setiap tahapan dalam proses pembuatan batik, dari pemilihan bahan, pembuatan motif, pencantingan, hingga pewarnaan dan penjemuran.
Batik Paser kata Chalimatussa’diah, dikenal dengan motif-motif khasnya yang benar-benar merepresentasikan budaya dan kearifan lokal masyarakat Paser. Menurutnya, banyak hal berharga yang dapat dipelajari dari studi tiru ini.
Nantinya lanjut dia, hasil dari studi tiru ini akan diterapkan di Kutai Kartanegara untuk meningkatkan efektivitas program-program DWP dan DP3A.
“Melalui sinergi dan kerja sama yang terjalin, semoga tercipta hubungan yang lebih erat antara DWP di berbagai daerah. Saya harap studi tiru ini dapat diimplementasikan dan memberikan manfaat nyata bagi DWP Kutai Kartanegara,” tutupnya.