Kutip.id, TENGGARONG – Untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar sosialisasi penting mengenai Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Perencanaan Partisipatif Berbasis Gender (PPRG) di Kecamatan Loa Kulu pada Rabu, 23 Oktober 2024. Melalui kegiatan ini, DP3A Kukar berupaya memperkenalkan perspektif gender sebagai landasan dalam penyusunan kebijakan di tingkat desa, sehingga pembangunan dapat benar-benar menjawab kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
Hero Suprayitno, Plt Kepala DP3A Kukar, membuka acara dengan menggarisbawahi pentingnya perencanaan yang menyeluruh dan merangkul semua kalangan.
“Pembangunan berkelanjutan tidak bisa hanya berpaku pada angka atau anggaran saja. Kita perlu melibatkan semua pihak agar fasilitas dan layanan yang dihasilkan bisa menjawab kebutuhan nyata masyarakat,” katanya.
Saat paparannya, Hero menyoroti tantangan yang sering terjadi, yaitu kurangnya perhatian terhadap kebutuhan spesifik perempuan dan anak dalam penganggaran di desa. Dengan penerapan PUG dan PPRG, Hero berharap perencanaan desa bisa lebih responsif, mengakomodasi keperluan perempuan, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya.
Salah satu peserta, Ani, merasa tergugah dan menyadari perlunya perubahan dalam budaya perencanaan di desanya.
“Partisipasi perempuan dalam keputusan-keputusan desa masih minim, dan kami harus mulai membuka ruang itu,” ungkap Ani.
Diskusi semakin hidup saat peserta diminta untuk berbagi pandangan dan mengajukan pertanyaan. Hero mendorong mereka untuk terus bertanya dan menggali pemahaman lebih dalam, sebab menurutnya, hal itu adalah kunci untuk menciptakan perencanaan yang sensitif gender.
“DP3A siap mendampingi dan memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang pentingnya penerapan gender dalam pembangunan,” katanya.
Tidak sekadar berbagi pengetahuan, kegiatan ini juga diharapkan mampu menanamkan semangat perubahan dalam diri peserta. Hero berharap setiap ide dan ilmu yang mereka dapatkan hari ini bisa menjadi langkah awal menuju pembangunan yang lebih adil dan merata.
Di akhir acara, para kepala desa terlihat termotivasi dan bertekad membawa ilmu baru ini ke desanya. Dengan komitmen dan pemahaman yang lebih kuat akan pentingnya perspektif gender, mereka pulang membawa visi baru, membangun desa yang lebih inklusif, di mana setiap warga, tanpa kecuali, bisa merasakan dampak positif dari pembangunan yang berkelanjutan.
Melalui sosialisasi ini, Kecamatan Loa Kulu diharapkan bisa menjadi percontohan bagi kecamatan lain di Kukar dalam hal perencanaan pembangunan berbasis gender. Langkah-langkah konkret yang dilakukan ini diharapkan mampu membuka jalan bagi terciptanya lingkungan yang lebih setara dan responsif terhadap kebutuhan seluruh elemen masyarakat.
Penulis : Reihan Noor