Kutip.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi mempercepat pengiriman bantuan militer senilai USD 4 miliar (sekitar Rp 66 triliun) ke Israel. Keputusan ini dikukuhkan melalui deklarasi yang ditandatangani Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di tengah situasi gencatan senjata yang masih rapuh di Gaza.
“Pemerintahan Trump berkomitmen penuh untuk mendukung keamanan Israel dan menghadapi ancaman di kawasan,” ujar Rubio dalam pernyataannya pada Sabtu (1/2), seperti dilaporkan Reuters.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah menyetujui paket penjualan senjata ke Israel senilai hampir USD 12 miliar (Rp 198 triliun). Selain itu, pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS juga memberikan persetujuan untuk penjualan bom dan persenjataan lainnya senilai hampir USD 3 miliar (Rp 50 triliun).
Pengiriman bantuan ini dilakukan melalui mekanisme darurat yang memungkinkan pemerintah AS melewati prosedur tinjauan kongres. Langkah serupa juga pernah diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya untuk mempercepat pengiriman bantuan militer ke Israel.
Selain itu, pemerintahan Trump juga membatalkan kebijakan dari era Joe Biden yang mengharuskan pelaporan potensi pelanggaran hukum internasional dalam penggunaan senjata AS oleh sekutu, termasuk Israel.
Sementara itu, gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah berlaku sejak 19 Januari, mengakhiri konflik yang berlangsung selama 15 bulan. Kesepakatan ini mencakup pertukaran tahanan, dengan 33 sandera Israel dibebaskan dari Gaza dan sekitar 2.000 warga Palestina dilepaskan dari tahanan Israel.
Namun, ketegangan tetap ada di lapangan. Beberapa jam setelah fase pertama gencatan senjata berakhir, Israel menyatakan kesiapannya menerima proposal dari utusan AS, Steve Witkoff, untuk gencatan senjata sementara selama Ramadan dan Paskah.
Kedua belah pihak masih saling menuduh melakukan pelanggaran kesepakatan, menimbulkan ketidakpastian terkait kelanjutan proses perdamaian, termasuk rencana pembebasan sandera tambahan dan upaya menuju penghentian perang secara permanen.
Penulis : Yusuf S A
