Kutip.id, TENGGARONG – Ketika kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang pelatih silat di Kukar mencuat pada Desember 2023, UPTD P2TP2A Kutai Kartanegara (Kukar) bergerak cepat untuk memberikan pendampingan. Korban yang masih di bawah umur, berani melapor setelah mengalami tindakan pelecehan oleh pelatihnya sendiri.
“Tindakan ini jelas keluar dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelatih dan berujung pada pelecehan,” tegas Farida, Kepala UPTD P2TP2A Kukar, saat konferensi pers yang digelar pada Selasa (3/9/2024). Pernyataannya mencerminkan rasa prihatin dan komitmen terhadap kasus ini.
Tim UPTD P2TP2A segera memberikan layanan pendampingan psikologis yang sangat dibutuhkan korban. Sejauh ini, korban telah mendapatkan layanan tersebut sebanyak empat kali untuk membantunya pulih dari trauma. Selain itu, UPTD juga bekerja sama dengan aparat hukum agar pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Kami memastikan bahwa korban mendapatkan dukungan penuh, baik dari segi hukum maupun psikologis, untuk memulihkan kondisinya dan memberikan rasa aman,” tuturnya. Pendampingan yang terus diberikan bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada korban di tengah ketidakpastian.
P2TP2A Kukar juga berkolaborasi dengan Polda Kalimantan Timur serta pihak sekolah korban untuk memastikan kasus ini ditindaklanjuti dengan serius. Pengawasan lebih ketat juga diminta untuk memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang menjadi korban di masa mendatang.
Dalam upaya mencapai keadilan, UPTD P2TP2A Kukar tidak akan berhenti mendampingi korban hingga pelaku diadili sesuai hukum yang berlaku. “UPTD P2TP2A Kukar berkomitmen untuk terus mendampingi korban hingga proses hukum selesai dan keadilan tercapai,” pungkas Farida.
Melalui komitmen mereka, UPTD P2TP2A Kukar berharap masyarakat dapat lebih peduli terhadap isu pelecehan dan memberikan dukungan penuh kepada anak-anak yang menjadi korban kekerasan. Harapan ini menjadi bagian dari perjuangan panjang untuk mewujudkan keadilan bagi semua. (*)
Penulis : Dion
