DP3A Kukar Bocorkan Strategi kepada Siswa-siswi Tabang untuk Hadapi Situasi Mengancam!

No comments
Foto: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara Melakukan Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Secara Intensif di Seluruh Wilayah Kutai Kartanegara.

Kutip.id, Kutai Kartanegara – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus berkomitmen dalam melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan.

Cara paling efektif yang bisa dilakukan oleh perangkat daerah ini, yaitu gelar sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap anak secara intensif di berbagai wilayah.

Teranyar pada Rabu (31/7/2023), pihak DP3A menggelar kegiatan sosialisasi di SMPN 1 Kecamatan Tabang. Marhaini, Kepala Bidang DP3A Kutai Kartanegara turut memberikan strategi pencegahan kepada para siswa untuk menghadapi situasi yang mengancam.

“Kita membekali siswa dengan keterampilan praktis yang bisa digunakan dalam situasi berbahaya. Kita ingin kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi ancaman kekerasan, baik yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di luar, benar-benar meningkat,” ujarnya.

Tak hanya itu, sosialisasi yang berlangsung di SMPN 1 Tabang ini juga memberikan materi yang komprehensif mengenai berbagai bentuk kekerasan, mulai dari fisik, verbal, hingga psikologis.

Para siswa diajarkan cara mengenali tanda-tanda awal kekerasan, cara menghindari situasi yang berpotensi berbahaya, dan bagaimana mencari bantuan jika mereka menjadi korban atau menyaksikan kekerasan.

Salah satu fokus utama dalam sosialisasi ini adalah memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai tindakan preventif yang bisa mereka ambil.

DP3A menekankan pentingnya melaporkan segera setiap bentuk kekerasan yang mereka alami atau ketahui kepada guru, orang tua, atau pihak berwenang.

“Jika merasa terancam, mereka bisa berbicara kepada orang dewasa yang bisa dipercaya. Kami juga mengajarkan kepada mereka untuk mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan yang sering kali tidak terlihat, seperti kekerasan emosional atau bullying,” jelasnya.

Harapannya, para siswa akan tumbuh menjadi generasi-generasi yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman kekerasan.

“Satu hal yang harus kita ingat, pencegahan kekerasan adalah tanggung jawab bersama. Namun, siswa juga harus dilatih agar mereka memiliki keberanian untuk berbicara serta bertindak jika merasa terancam,” tutupnya.

Also Read

Bagikan: