Berawal dari Toko Pizza, Komedian di Washington DC Masuk Islam

No comments
Foto: Komedian Terkenal di Amerika Serikat, Dave Chappelle.
Foto: Komedian Terkenal di Amerika Serikat, Dave Chappelle.

Jakarta – Komedian terkenal Dave Chappelle memiliki kisah spiritual yang jarang diketahui publik. Hal itu baru-baru saja terungkap dalam sebuah wawancara di acara Netflix “My Guest Needs No Introduction” bersama David Letterman.

Dave Chappelle banyak berbagi cerita tentang perjalanan spiritualnya yang membawanya pada keputusan untuk memeluk Islam di usia 17 tahun.

Menariknya, keputusan tersebut berawal dari interaksi sederhana di sebuah toko pizza di lingkungan tempat tinggalnya di Washington DC.

Dave Chappelle mengingat bahwa ia sering berkunjung ke toko pizza yang dioperasikan oleh pekerja Muslim. Ia tidak hanya tertarik pada pizza, tetapi juga pada interaksi positif dan energik yang dirasakannya setiap kali bertemu dengan para staf toko.

“Toko pizza itu berada tepat di seberang rumah saya, dan banyak pria Muslim bekerja di sana,” cerita Dave Chappelle.

“Saya sering masuk ke sana, bercanda dengan mereka, dan karena rasa penasaran yang besar, saya mulai bertanya tentang agama mereka.”

Diskusi-diskusi santai di toko pizza tersebut menjadi titik awal ketertarikannya terhadap Islam. Ia mengaku bahwa salah satu pemilik toko dengan penuh antusias menjelaskan tentang keyakinannya, dan ini membuat Dave semakin tertarik.

“Pemiliknya sangat bersemangat ketika berbicara tentang Islam, dan saya mulai merasa bahwa ada sesuatu yang lebih besar dalam kehidupan daripada yang saya sadari,” katanya.

Tak lama setelah itu, ia memutuskan untuk memeluk Islam, yang menurutnya membawa perubahan besar dalam hidupnya.

Islam telah menjadi bagian penting dari kehidupannya, termasuk memengaruhi sudut pandang Dave Chappelle dalam kariernya sebagai komedian.

Dave dikenal karena sering mengangkat isu-isu sensitif, termasuk ras, agama, dan politik dalam pertunjukannya. Namun, keyakinannya membuatnya melihat komedi sebagai lebih dari sekadar hiburan; bagi dia, komedi adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih bermakna.

Salah satu contoh nyata bagaimana spiritualitas memengaruhi cara pandang Dave Chappelle adalah ketika dia mengadakan serangkaian pertunjukan komedi di kampung halamannya, Yellow Springs, Ohio, selama pandemi Covid-19.

Acara-acara ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, akan tetapi juga untuk membantu masyarakat setempat yang secara ekonomi terdampak oleh pandemi.

“Kami telah menggelar 26 pertunjukan selama beberapa bulan terakhir, dan semua orang yang bekerja di acara ini adalah bagian dari komunitas lokal kami,” ungkap dia.

“Banyak dari mereka tidak bisa bekerja karena pandemi, dan acara ini adalah cara kami untuk membantu mereka kembali bangkit. Ini lebih dari sekadar pertunjukan; ini adalah cara untuk memberi manfaat bagi masyarakat.”

Ia juga mengungkapkan keprihatinannya tentang bagaimana masyarakat sering salah memahami Islam, terutama di Amerika Serikat. Menurutnya, banyak orang melihat Islam dari sudut pandang yang sempit dan tidak memahami esensi agama tersebut.

“Islam adalah agama yang indah,” kata dia.

Ia juga menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada dalam Islam serupa dengan yang ada dalam agama-agama besar lainnya seperti Kristen dan Yudaisme.

Ketika Letterman menyinggung soal kebijakan dan retorika anti-Muslim yang sering dikaitkan dengan Presiden Donald Trump, ia pun turut memberikan tanggapan yang tegas.

“Saya tidak mengharapkan banyak empati atau kecerdasan budaya dari orang seperti itu,” tegas dia, menyoroti sikap politik yang sering mempersempit pemahaman tentang komunitas Muslim.

Also Read

Bagikan: